Senin, 08 November 2010

polisi sellidiki keanehan kasus fasilitas luar angkasa

Polisi Selidiki Keanehan Kasus Fasilitas Luar Angkasa India

BANGALORE (Berita SuaraMedia) – Polisi paramiliter yang menjaga sebuah pusat luar angkasa di India selatan pada hari Selasa mengalami baku tembak dengan dua pria yang bersikap mencurigakan di dekat fasilitas. Baku tembak itu terjadi Selasa dini hari di Deep Space Network di Byalalu, sekitar 40 kilometer dari Bangalore, ketika para penjaga melawan dua pria, salah satunya mulai menembakkan pistol.
"Sebagai balasan, penjaga kami menembak ke arah tersangka yang melarikan diri dari tempat kejadian dan menghilang di kegelapan," ujar direktur Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO), S. Satish, kepada kantor berita AFP.
"Kami telah melaporkan kasus ini ke polisi setempat yang mengirimkan beberapa personel tambahan ke fasilitas."
Menteri Dalam Negeri P. Chidambaram mengkonfirmasi bahwa penjaga dari Pasukan Keamanan Industrial Pusat (CISF) paramiliter telah menembaki tersangka.
"Sejumlah tim di sana sedang menginvestigasi persoalan ini. Tidak ada bahaya yang mengancam tempat itu," ujarnya.
India telah berada dalam kewaspadaan tinggi sejak terjadinya pengeboman di kota Pune pada bulan Februari yang menewaskan 16 orang, dengan pengawasan ketat terhadap instalasi yang berisiko.
Polisi kini sedang menyelidiki apakah baku tembak itu merupakan perbuatan para militan atau penjahat biasa. Tersangka meletuskan dua tembakan dari sebuah revolver dan penjaga membalas dengan delapan tembakan.
"Terlalu dini untuk berbicara dari sudut pandang teror. Kami sedang menyelidiki kasus penembakan ini dari segala sudut pandang," ujar Kamal Panth, inspektur jenderal polisi untuk kawasan Bangalore, kepada kantor berita AFP.
"Kami menyisir seluruh area untuk menemukan tersangka."
Meski demikian, polisi meragukan klaim CISF tentang baku tembak itu karena tidak ada bekas peluru tembakan di tembok pembatas atau selongsong kosong yang ditemukan di lokasi kejadian.
"Tidak terlihat ada tanda-tanda penembakan dari luar," ujar ADGP (hukum dan tata tertib) AR Infant.
"Dari permukaan, ini tampaknya bukan serangan teror," ujarnya, menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk menyebutnya sebagai serangan teror.
Infant mengatakan bahwa personel CISF, Jadhav, yang bertugas di gerbang utama, mengklaim telah melihat dua orang berseragam warna khakhi dengan gerak-gerik mencurigakan pada pukul 3.20 dini hari.
Ia mengatakan bahwa Jadhav mengklaim dua orang itu melepaskan tembakan ke arah gerbang utama ISRO, yang ia balas dengan delapan tembakan. Dua personel CISF lain yang juga sedang bertugas saat itu tidak berada di tempat kejadian selama baku tembak terjadi dan baru datang kemudian.
"Hanya ditemukan enam selongsong dari delapan peluru yang diklaim telah ditembakkan oleh Jadhav sementara tidak ada sisa selongsong yang ditemukan di luar lingkungan," ujar Infant. IGP Kamal Pant  dan polisi pengawas distrik Ramanagaram, BS Bisnalli, mengunjungi lokasi.
"Masih terlalu dini untuk berspekulasi atas persoalan ini. Jadhav, bersama dengan personel keamanan lainnya dan staf di ISDN semua sedang ditanyai sekarang," ujar Infant.
Serangan di Pune adalah yang pertama di India sejak serangan di Mumbai pada tahun 2008 yang menewaskan 166 orang.
Deep Space Network dibangun tahun 2007 oleh ISRO untuk menerima data dan gambar dari misi penjelajah bulan milik negara itu yang pertama, Chandrayaan-1, yang diluncurkan pada tahun 2008.(rin/dn) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar